Facebook Pixel Code 10 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Cara Penuhi Kebutuhannya

10 Manfaat Zat Besi untuk Bayi dan Cara Penuhi Kebutuhannya



Bayi membutuhkan asupan zat besi (iron) tambahan dari MPASI mulai usia 6 bulan. Simak apa saja manfaat zat besi untuk bayi, yuk, agar Bunda semakin semangat memberikan MPASI tinggi zat besi!

Manfaat Zat Besi untuk Bayi

Berikut ini adalah sederet manfaat yang akan didapatkan bayi ketika ia diberi asupan zat besi yang cukup: 

1. Mencegah Anemia Defisiensi Besi

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membuat sel darah merah (hemoglobin) yang bertugas mengantar oksigen ke seluruh tubuh. 

Apabila jumlah sel darah merah tidak tercukupi, tubuh si Kecil akan mengalami kondisi yang disebut anemia defisiensi besi (ADB). 

ADB merupakan gangguan kesehatan yang perlu segera ditangani supaya tidak menimbulkan efek samping negatif jangka panjang.

2. Mendukung Daya Tangkap Cepat

Selain membentuk hemoglobin, manfaat zat besi untuk bayi adalah mendukung proses mielinisasi. 

Mielinisasi adalah proses pembentukan mielin, yakni selubung saraf yang ada di dalam otak maupun sumsum tulang belakang. 

Fungsinya adalah untuk membuat penangkapan dan pengiriman informasi menjadi lebih efisien. Maka, mielinisasi yang optimal akan meningkatkan daya tangkap dan kecerdasan bayi

3. Meningkatkan Kinerja Otak 

Tahukah Bunda jika otak si Kecil membutuhkan 20% dari total pasokan oksigen tubuh agar bisa bekerja dengan optimal? 

Asupan zat besi yang baik akan memastikan si Kecil memiliki jumlah hemoglobin yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke dalam otak. 

Tanpa pasokan oksigen cukup, otak akan kesulitan mengirimkan sinyal ke seluruh organ tubuh. Hal ini mungkin menyebabkan si Kecil lambat dalam berpikir dan bertindak. 

Baca Juga: Pentingnya Makanan yang Mengandung Zat Besi dan Vitamin C untuk Bayi

4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Manfaat zat besi untuk bayi selanjutnya adalah mengoptimalkan daya kerja sel imun tubuh langka yang ada di dalam usus, namanya adalah ILC3s. 

ILC3s berperan penting dalam menjaga agar tubuh si Kecil tidak mudah terinfeksi. Oleh karena itu, Bunda perlu pastikan MPASI si Kecil tinggi zat besi agar tidak mudah jatuh sakit.

5. Bantu Bayi Tidur Lebih Nyenyak

Bunda, kekurangan asupan zat besi ternyata dapat membuat bayi kesulitan untuk tidur nyenyak di malam hari. 

Padahal waktu tidur di malam hari memberikan kesempatan pada tubuh dan otak si Kecil untuk beristirahat dengan maksimal. 

Jika saat tidurnya tidak nyenyak, keesokan harinya si Kecil bisa tampak lebih murung, lesu, kesulitan fokus, kesulitan mengingat, dan kesulitan menangkap informasi. 

6. Dukung si Kecil Tumbuh Tinggi

Pada 1000 HPK, tubuh bayi sedang berada dalam fase pertumbuhan tercepat. Karenanya ia memerlukan pasokan energi yang tinggi.

Kekurangan asupan zat besi dapat menurunkan metabolisme energi, sebab tubuh tidak memiliki pasukan sel darah merah yang cukup untuk memasok oksigen. 

Akibatnya, kekurangan zat besi dapat menghambat pertumbuhan tinggi badan yang optimal dan dapat menyebabkan masalah pertumbuhan. 

7. Membuatnya Lebih Ceria

Berdasarkan informasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), asupan zat besi yang cukup akan membantu bayi memiliki suasana hati yang lebih baik. 

Di dalam tubuh, zat besi berperan dalam produksi hormon kebahagiaan yang bernama serotonin, dopamin, dan norepinefrin. 

Oleh karena itulah, bayi yang cukup zat besi terlihat lebih bersemangat dan ceria ketika bermain sambil belajar sehari-hari. 

8. Dukung Keterampilan Motorik 

Manfaat zat besi untuk bayi selanjutnya adalah mendukung keterampilan motorik. Seperti yang sudah Bunda ketahui, zat besi penting dalam pembentukan selubung saraf otak yang bernama mielin. 

Apabila pembentukan mielin tidak optimal, proses penyaluran pesan dari otak ke seluruh anggota tubuh menjadi tidak optimal. 

Akibatnya koordinasi tubuh si Kecil dapat terganggu dan eksekusi gerakan jadi tidak presisi. Dengan begitu, keterampilan motorik si Kecil tidak berkembang sesuai dengan kelompok usia. 

9. Menjaga Kesehatan Kulit 

Manfaat zat besi juga berkaitan dengan kesehatan kulit si Kecil. Menurut hasil penelitian, zat besi dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan sengatan sinar matahari. 

Selain itu, asupan zat besi yang cukup juga dapat membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat. 

Oh iya, Bunda, selain kesehatan kulit, zat besi juga berperan dalam menjaga kesehatan kuku, dan rambut.

10. Bayi Tidak Mudah Lelah

Kekurangan zat besi membuat organ-organ di dalam tubuh si Kecil tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. 

Hal itu dapat memengaruhi stamina si Kecil, yaitu bayi jadi lebih mudah lelah dan rewel saat bermain dan beraktivitas. 

Supaya ia lebih berenergi, asupan zat besinya tentu perlu dipenuhi lewat MPASI. 

Baca Juga: Tips Tepat Memilih Makanan Bayi dengan Kandungan Tinggi Zat Besi

Apa Efek Kekurangan Zat Besi pada Bayi?

Ketika bayi kekurangan asupan zat besi, ia akan menunjukkan tanda iron deficiency seperti: 

  • Kulit pucat terutama pada bibir, gusi, tepi kelopak mata, dan dasar kuku. 
  • Mudah lelah. 
  • Detak jantung lebih cepat. 
  • Lebih rewel. 
  • Nafsu makan memburuk.
  • Kuku rapuh. 
  • Rambut kering dan rapuh. 
  • Lidah bengkak dan nyeri.
  • Mudah mengalami infeksi kulit. 
  • Napas sesak saat sedang bergerak aktif.
  • Napas cepat dan tidak teratur. 
  • Lebih mudah terinfeksi penyakit. 

Cara Mencukupi Kebutuhan Zat Besi Bayi

Untuk mendapatkan manfaat zat besi untuk bayi secara optimal, ia memerlukan asupan sebanyak 11 mg dalam satu hari. Bunda dapat bantu mencukupi kebutuhan zat besi si Kecil dengan cara: 

  • Pilih bahan makanan tinggi zat besi untuk MPASI.
  • Berikan MPASI tinggi zat besi minimal 2 kali sehari. 
  • Berikan makanan tinggi vitamin C untuk tingkatkan penyerapan zat besi 2 kali lipat.
  • Hindari memberikan teh karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
  • Berikan juga makanan yang telah diperkaya zat besi seperti biskuit dan sereal bayi.
  • Suplementasi zat besi diperlukan jika bayi anemia, namun harus sesuai resep dokter.

Demikian informasi seputar manfaat zat besi untuk bayi dan cara memenuhinya. Intinya, penuhi kebutuhan zat besi lewat pola makan dengan nutrisi lengkap dan seimbang ya, Bun. 

Untuk bantu memantau kecukupan asupan zat besi si Kecil, Bunda bisa menggunakan fitur Iron Check Tools. Yuk, cek sekarang juga, gratis!

 

Referensi:

  1. IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
  2. IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak#:~:text=Fungsi%20zat%20besi%20yang%20paling,laku%20dan%20pertumbuhan%20seorang%20bayi
  3. Office of Dietary Supplements - Iron. (2023). Nih.gov. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-Consumer
  4. Wagner Malago Tavares, Araujo, S., Wellingson Silva Paiva, & Manoel Jacobsen Teixeira. (2023). Early tracheostomy versus late tracheostomy in severe traumatic brain injury or stroke: A systematic review and meta-analysis. Australian Critical Care, 36(6), 1110–1116. https://doi.org/10.1016/j.aucc.2022.12.012
  5. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (n.d.). http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
  6. Cerebral Hypoxia: What It Is, Causes, Symptoms & Treatment. (2017, February 10). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6025-cerebral-hypoxia
  7. Connor JR;Menzies SL. (2020). Relationship of iron to oligodendrocytes and myelination. Glia, 17(2). https://doi.org/10.1002/(SICI)1098-1136(199606)17:2<83::AID-GLIA1>3.0.CO;2-7
  8. Myelin: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2020). Medlineplus.gov. https://medlineplus.gov/ency/article/002261.htm
  9. UF researchers discover iron plays key role in immune system health - UF Health. (2023). Ufhealth.org. https://ufhealth.org/news/2023/uf-researchers-discover-iron-plays-key-role-in-immune-system-health
  10. Peirano, P. D., Algarín, C. R., Chamorro, R. A., Reyes, S. C., Durán, S. A., Garrido, M. I., & Lozoff, B. (2010). Sleep alterations and iron deficiency anemia in infancy. Sleep Medicine, 11(7), 637–642. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2010.03.014
  11. Health. (2014). Sleep deprivation. Vic.gov.au. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/sleep-deprivation
  12. Ferdi, J., Saptawati Bardosono, & Bernie Endyarni Medise. (2022). Iron status and developmental delay among children aged 24–36 months. Paediatrica Indonesiana, 62(4), 256–264. https://doi.org/10.14238/pi62.4.2022.256-64
  13. Soliman, A. T., Vincenzo De Sanctis, & Kalra, S. (2014). Anemia and growth. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, 18(7), 1–1. https://doi.org/10.4103/2230-8210.145038
  14. Shafir, T., Angulo-Barroso, R., Jing, Y., Mary Lu Angelilli, Jacobson, S. W., & Lozoff, B. (2008). Iron deficiency and infant motor development. Early Human Development, 84(7), 479–485. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2007.12.009
  15. Iron deficiency anemia-Iron deficiency anemia - Symptoms & causes - Mayo Clinic. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034
  16. Is your child low on iron? Prevention tips for parents. (2024). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634
  17. Iron-deficiency anemia in babies. (2023). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/iron-deficiency-anemia-in-babies_10860

Artikel Terpopuler