Facebook Pixel Code 5 Cara Jitu Mengatasi Anak yang Tidak Mau Makan Nasi

5 Cara Jitu Mengatasi Anak yang Tidak Mau Makan Nasi


Melihat nafsu makan anak tinggi tentu menjadi hal menggembirakan untuk para orang tua. Tapi, kenapa anak belakangan malah tidak mau makan nasi, dan hanya makan roti atau mie, ya?

Mengingat nasi adalah makanan pokok orang Indonesia yang tinggi karbohidrat, Bunda mungkin khawatir hal ini akan mempengaruhi tumbuh kembang si kecil. Lalu, apa, ya, yang bisa dilakukan supaya anak mau makan nasi?

Tidak perlu pusing memutar otak, Bun! Baca artikel ini selengkapnya untuk cari tahu solusinya!

Kenapa Anak Tidak Mau Makan Nasi?

Ada banyak kemungkinan yang membuat anak tidak mau makan nasi. Bisa jadi, karena anak bosan dengan rasa nasi yang hambar atau tidak suka teksturnya yang lembek. Beberapa anak mungkin enggan makan nasi karena sudah terlalu kenyang makan camilan.

Berikut ini beberapa alasan lainnya yang bisa terjadi:

1. Sedang Dalam Fase Pilih-Pilih Makan

Anak-anak umumnya mengalami fase pilih-pilih makan di antara usia 2-4 tahun. Ini adalah fase yang normal dalam tumbuh kembang setiap anak, Bun, dan akan menghilang seiring si Kecil bertambah besar. Kebiasaan pilih-pilih makan biasanya akan berhenti ketika anak menginjak usia 5 tahun.

Anak suka pilih-pilih makan bisa karena banyak hal, Bun. Misalnya karena terlambat dikenalkan dengan makanan padat semasa menyapih, menu makan sehari-hari yang kurang variatif, atau karena tidak suka dengan tekstur dan rasa nasi.

2. Terlalu Sering Ngemil 

Mungkin beberapa orang tua sering tidak sadar dengan alasan mengapa anak jadi tidak mau makan nasi yang satu ini. Memberikan cemilan di waktu makan adalah hal yang kurang tepat, karena dengan memakan cemilan tentu anak akan cepat merasa kenyang dan menolak untuk makan makanan utama.

Solusinya adalah dengan mengatur pola makan anak dengan menerapkan pola makan sehat tiga kali sehari dan tambahan susu pertumbuhan. Selain itu, jika anak sudah mulai merasa lapar, orang tua bisa langsung memberikannya makanan utama dengan menu favoritnya.

3. Trauma karena Dipaksa

Melihat si Kecil yang susah makan Bunda pasti cemas dan khawatir, sehingga kadang mungkin jadi tersulut emosi. 

Namun, tahukah Bunda bahwa marah-marah dan memaksa hanya akan membuat anak semakin tidak mau makan nasi? Kebiasaan memaksa anak untuk melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada psikologis dan perilakunya. Anak yang terlalu sering dipaksa cenderung akan lebih memberontak dan keras kepala.

Oleh karena itu, akan makin sulit nantinya untuk membujuk si Kecil supaya mau makan nasi. Tentu hal ini sangat dihindari bukan?

Ketika anak tidak mau makan, lebih baik jangan dipaksakan karena cara ini malah bisa menyebabkan si Kecil trauma. 

Apakah Anak Harus Selalu Makan Nasi?

Nasi adalah salah satu makanan pokok yang tinggi kandungan karbohidrat. Nantinya, karbohidrat dalam nasi akan dipecah di dalam tubuh menjadi gula sederhana (glukosa) yang akan dialirkan ke seluruh sel-sel dalam tubuh. Di sel-sel tersebut, gula sederhana itu akan diubah menjadi energi. 

Simpanan energi inilah yang akan digunakan oleh anak untuk bisa terus aktif bermain dan fokus belajar di sekolah. Sebab selain menjadi sumber energi untuk tubuh, glukosa juga menjadi sumber energi utama otak supaya bisa berfungsi optimal.

Itu kenapa kurangnya asupan karbohidrat dapat menyebabkan anak jadi mudah kelelahan serta sulit berpikir cepat dan sulit berkonsentrasi karena kadar gula dalam darahnya turun drastis.

Selain itu, anak pun tetap membutuhkan cadangan energi selama ia beristirahat di malam hari. Hal ini karena selama masih dalam masa pertumbuhan, tubuhnya membutuhkan energi untuk memastikan proses metabolisme tubuh dan pembaruan sel-selnya berjalan lancar.

Nah untuk bisa mencukupi energi harian tubuh, setiap orang memiliki kebutuhan akan karbohidrat yang berbeda-beda sesuai umurnya. Berikut ini adalah anjuran kebutuhan karbohidrat harian untuk anak-anak usia prasekolah menurut Permenkes RI No. 28 tahun 2019:

  • Anak umur 1-3 tahun membutuhkan sebanyak 155 gram karbohidrat.

  • Anak umur 4-6 tahun membutuhkan sebanyak 220 gram karbohidrat.

Lalu, apakah asupan karbohidrat harus selalu dari nasi? Sebetulnya, anak tidak harus selalu makan nasi, kok, Bun, untuk bisa memenuhi kebutuhan energinya. Karena karbohidrat juga banyak ditemukan dalam mie dan roti, hingga kentang, jagung, ubi, dan singkong.

Tapi, nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang paling mudah diakses dan paling aman untuk anak kecil jika dibandingkan dengan sumber lainnya seperti mie instan atau mie kemasan yang diolah dengan banyak bahan aditif.

Roti pun seringnya ditambahkan isian manis dan tinggi gula sehingga tidak baik untuk kesehatan anak jika terus-terusan dikonsumsi dalam jangka panjang.

Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Makan Nasi

Untungnya, terdapat beragam cara untuk mengatasi anak yang susah makan nasi. Mau tahu seperti apa caranya, Bun?

1. Olah Nasi Jadi Tidak Membosankan

Jika alasannya memang karena tidak suka dengan rasa atau teksturnya, cobalah kreasikan nasi putih menjadi menu baru yang bisa memanjakan lidah si Kecil.

Misalnya, dimasak menjadi nasi kepal dengan isian ayam suwir dan remahan rumput laut kering seperti makanan Jepang. Supaya lebih menarik lagi, Bunda bisa menggunakan cetakan kue dengan pola binatang untuk membentuk nasinya. Atau taruh irisan daging ayam atau daging sapi di atas nasi kepal tersebut sehingga tampak seperti sushi.

Inspirasi lainnya adalah dengan menambahkan bumbu rempah, kaldu gurih, dan potongan jamur saat menanak nasi seperti akan membuat nasi hainan, nasi tim, atau nasi uduk.

2. Sesekali Ganti Nasi dengan Karbohidrat Lain

Jika anak tetap tidak mau makan nasi, jangan khawatir karena masih banyak sumber karbohidrat yang dapat diolah untuk menggantikan peran nasi. Ada apa saja?

  • Umbi-umbian. Pilih yang rasanya pasti akan disukai anak-anak, seperti kentang dan jagung. Bunda bisa kreasikan menjadi jagung bakar, setup jagung manis, kentang tumbuk, atau kentang goreng untuk teman lauk daging.

  • Buah-buahan. Ada beragam buah tinggi karbohidrat  yang bisa si Kecil konsumsi untuk menggantikan nasi, yaitu apel, pisang, jeruk, mangga, dan apel. Buah-buahan ini bisa diolah menjadi smoothies (jus dengan bahan dasar susu), topping roti bakar, atau ditambahkan ke dalam sereal. Selain tinggi energi, buah juga tinggi serat yang bisa membuat anak merasa kenyang lebih lama.

  • Pasta, makaroni, atau mie dari gandum, karena gandum tinggi karbohidrat kompleks yang bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama.

3. Jangan Memberikan Camilan Dekat Waktu Makan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, memberikan camilan berdekatan dengan waktu makan malah akan membuat anak cepat kenyang. 

Tidak hanya membuat anak tidak mau makan nasi, si Kecil juga akan menolak makanan lainnya. Akhirnya, mereka akan melewatkan jam makan yang sudah orang tua atur.

Untuk menghindari hal ini terjadi, tips memberikan camilan yang tepat adalah 3-4 jam setelah makanan utama disantap. Mengapa? Karena pada jangka waktu 2-3 jam lambung akan bekerja untuk memproses makanan yang sebelumnya disantap. 

Ketika cemilan diberikan, di jam tersebut otomatis lambung sudah dalam keadaan kosong. Namun, tetap perhatikan porsi cemilannya untuk menghindari kekenyangan di jadwal makan utama selanjutnya.

4. Jadikan Waktu Makan Lebih Menyenangkan

Mungkin saja anak tidak mau makan nasi karena makanannya terasa membosankan. Nah, Bunda juga bisa mengkreasikan nasi dan lauk-pauk lainnya menjadi lebih menarik. Contohnya, bento karakter yang sedang viral akhir-akhir ini.

Bukan hanya dibentuk makanannya, nasi juga bisa dikreasikan dengan menambahkan kaldu agar memiliki cita rasa yang lebih disukai oleh si kecil.

5. Sabar

Langkah terpenting yang harus dilakukan jika anak susah makan nasi adalah menjadi orang tua yang sabar. Berikan keleluasaan bagi si Kecil untuk sesekali menemukan makanan yang ingin ia santap. 

Jika memungkinkan, sisipkan nasi atau makanan pengganti nasi agar asupan karbohidrat si Kecil tetap terpenuhi. 

Itulah dia beberapa tips yang Bunda lakukan di rumah untuk mengatasi anak yang tidak mau makan nasi. Semoga tips ini bisa bermanfaat, ya!

Dapatkan juga lebih banyak artikel seputar tips parenting dan kumpulan resep bergizi tinggi untuk anak dengan mendaftarkan diri di Klub Generasi Maju. Gratis, Bun!

Referensi:

  1. Moms. https://www.moms.com/carbs-important-children-health/ Diakses pada 25 September 2022
     
  2. Smart Parenting. https://www.smartparenting.com.ph/parenting/toddler/rice-alternatives-a2114-20211002 Diakses pada 25 September 2022
     
  3. Sunita Almatsier; Susirah Soetardjo; Moesijanti Soekatri; (1970, January 1). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Perpustakaan BPPSDMK. Retrieved September 25, 2022, from http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id/index.php?p=show_detail&id=1881 
     
  4. Team Kids. https://teamkids.com.au/why-kids-need-carbohydrates/ Diakses pada 25 September 2022
     

Artikel Terpopuler