Facebook Pixel Code Pantau Pertumbuhan Anak dengan Grafik Pertumbuhan

Pantau Pertumbuhan Anak dengan Grafik Pertumbuhan

Bunda, pada usia 0-1 tahun, si Kecil sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, termasuk  perkembangan otak anak dan organ-organ tubuh lainnya. Pada periode ini, penting bagi Bunda untuk memantau pertumbuhan si Kecil secara cermat dan berkala. Gunanya adalah untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan, yang jika tidak ditangani dengan tepat, dapat berakibat jangka panjang pada kualitas hidup si Kecil. 

Untuk memantau pertumbuhan si Kecil, Bunda bisa mengacu pada grafik pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang terdapat di Kartu Ibu dan Anak (KIA) dan Kartu Menuju Sehat (KMS). Grafik ini merupakan acuan yang umum digunakan oleh dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia untuk memantau pertumbuhan anak. Simak lebih lanjut cara membaca grafik WHO di bawah ini ya, Bun. 

Grafik Pertumbuhan WHO

Grafik pertumbuhan WHO mengukur pertumbuhan anak usia 0-1 tahun menggunakan beragam jenis indikator. Beberapa indikator yang paling umum digunakan adalah:

  • Berat badan menurut panjang badan (BB/PB)

  • Berat badan menurut umur (BB/U)

  • Panjang badan menurut umur (PB/U)

  • Lingkar kepala menurut umur (LK/U)

Ada juga indikator lain seperti lingkar lengan, indeks massa tubuh, dan lain sebagainya yang dapat digunakan bila dianggap perlu. Penggunaan grafik juga memperhatikan jenis kelamin serta usia. Anak laki-laki dan perempuan dipantau menggunakan jenis grafik yang berbeda. Begitu pula anak usia 0-2 tahun dengan anak berusia di atas 2 tahun. 

Cara Membaca Grafik Pertumbuhan

  • Grafik berat menurut panjang (BB/PB). Temukan panjang badan (cm) si Kecil pada garis mendatar dan tarik garis ke atas. Temukan berat badan (kg) si Kecil pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik. 

Gambar Grafik 1

Grafik berat menurut panjang untuk anak perempuan. Sumber: WHO, 2020

 

Gambar Grafik 2

Grafik berat menurut panjang untuk anak laki-laki. Sumber: WHO, 2020

  • Grafik berat menurut umur (BB/U). Temukan umur (bulan) si Kecil pada garis mendatar dan tarik garis ke atas. Temukan berat badan (kg) si Kecil pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.

 

Gambar Grafik 3

Grafik berat menurut umur untuk anak perempuan. Sumber: WHO, 2020

Gambar Grafik 4

Grafik berat menurut umur untuk anak laki-laki. Sumber: WHO, 2020

  • Grafik panjang menurut umur (PB/U). Temukan umur (bulan) si Kecil pada garis mendatar dan tarik garis ke atas. Temukan panjang badan (cm) si Kecil pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.

Gambar Grafik 5

Grafik berat menurut umur untuk anak perempuan usia 0-6 bulan. Sumber: WHO, 2020

Gambar Grafik 6

Grafik berat menurut umur untuk anak perempuan usia 6-24 bulan. Sumber: WHO, 2020

Gambar Grafik 7

Grafik berat menurut umur untuk anak laki-laki usia 0-6 bulan. Sumber: WHO, 2020

Gambar Grafik 8

Grafik berat menurut umur untuk anak laki-laki usia 6-24 bulan. Sumber: WHO, 2020

  • Grafik Lingkar kepala menurut umur (LK/U). Temukan umur (bulan) si Kecil pada garis mendatar dan tarik garis ke atas. Temukan lingkar kepala (cm) si Kecil pada garis vertikal dan tarik garis ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.

Gambar Grafik 9

Grafik lingkar kepala menurut umur untuk anak perempuan usia 0-24 bulan. Sumber: WHO, 2020

 

Gambar Grafik 9

Grafik lingkar kepala menurut umur untuk anak laki-laki usia 0-24 bulan. Sumber: WHO, 2020

Titik temu (plot) tersebut merupakan gambaran pertumbuhan si Kecil menurut WHO. Bila Bunda perhatikan, ada 7 garis warna-warni yang ditandai dengan angka 0, 1, 2, 3, -1, -2, dan -3. Semakin dekat titik temu dengan garis hijau atau garis 0, maka semakin ideal pula pertumbuhan si Kecil. Garis selain 0 disebut juga dengan z-skor. Jika titik temu si Kecil berada di area z-skor, kemungkinan si Kecil mengalami masalah pertumbuhan. Untuk mengartikan titik temu tersebut, Bunda bisa menggunakan tabel dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di bawah ini sebagai acuan. 

Gambar Grafik 10

Tabel: https://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who

Catatan:

  1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini masih normal. 

  2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tetapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan berat badan terhadap panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.

  3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan risiko gizi lebih. Jika semakin mengarah ke garis Z-skor 2, risiko gizi lebih semakin meningkat.

  4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.

  5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997)

Bagaimana Kalau Ada Indikasi Masalah Pertumbuhan?

Bunda tidak perlu langsung merasa khawatir karena pada dasarnya, setiap anak memiliki pola pertumbuhan yang berbeda-beda. Untuk memastikan apakah si Kecil tumbuh dengan optimal, sebaiknya Bunda tetap konsultasikan kondisi si Kecil kepada dokter anak atau tenaga kesehatan lainnya. 

 

Sumber: 

 

Artikel Terpopuler