Waspadai 6 Gejala si Kecil Mengalami Alergi Dingin

Anisa Rahmadani | 16 Oct 2020
Bagikan:

Terkadang, udara dingin di dalam kamar membuat si Kecil tidak bisa tidur. Kulitnya timbul gatal dan kemerahan, sehingga ia jadi rewel. Bila Bunda menemukan hal yang sama, kemungkinan ini gejala alergi dingin dan debu. Cari tahu lebih lanjut mengenai alergi dingin, penyebab, serta cara meredakan alerginya di bawah ini.

Gejala alergi dingin

Alergi dingin dikenal dengan istilah medis urticaria. Kondisi ini bukanlah penyakit, tetapi gangguan reaksi terhadap paparan sesuatu yang dingin. Tidak hanya udara dingin saja, tetapi makanan atau minuman, hingga mandi air dingin bisa memicu reaksi ini.

Perlu diketahui, gejala alergi dingin agak berbeda dengan gejala alergi lainnya yang sering Bunda temui. Misalnya saja, alergi debu. 

Menurut laman American College of Allergy, Asthma, and Immunology, Pada anak alergi debu, biasanya ia mengalami gejala pilek alergi (rhinitis alergi), seperti bersin, hidung meler, gatal pada beberapa area tubuh (mata, hidung, mulut, kulit), dan kelelahan. Pada alergi dingin, anak tidak mengalami pilek alergi.

Agar lebih jelas, simak beberapa gejala alergi dingin yang perlu Bunda tahu:

1. Kulit kemerahan dan gatal-gatal

Alergi dingin menimbulkan kemerahan, gatal-gatal, hingga biduran pada kulit yang terpapar dingin. Kondisi ini bisa membuat si Kecil merasa terganggu karena rasanya tidak nyaman. Jika terjadi di malam hari, ia bisa jadi lebih rewel dan susah tidur.

2. Bengkak pada area yang terpapar

Gejala alergi dingin bisa menimbulkan bengkak pada area yang terkait. Misalnya, ketika anak memegang es batu atau gelas yang dingin, tangannya bisa saja memerah dan bengkak. Ini pun dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya yang terpapar dingin.

3. Bibir membengkak

Gejala alergi dapat muncul ketika si Kecil minum es atau makan makanan yang dingin. Akibatnya, terjadi pembengkakan di bibir dan area sekitarnya usai mengonsumsi asupan dingin. Bila si Kecil memiliki potensi alergi dingin, misalnya timbul kulit memerah dan gatal, ada baiknya hindari makanan atau minuman yang dingin ya, Bunda.

4. Hipotensi

Hipotensi merupakan tekanan darah rendah atau di bawah rata-rata. Ini dapat terjadi jika anak mengalami alergi dingin yang cukup berat. Tekanan darah rendah bisa menyebabkan ia tak sadarkan diri. Bila terjadi demikian, segera larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis segera.

5. Anafilaksis

Kondisi bisa mengembangkan gejala alergi dingin yang lebih berat, seperti terjadinya anafilaksis. Kondisi tersebut berpengaruh pada hampir seluruh tubuhnya. Saat ia mengalaminya, akan timbul gejala mulai dari pingsan, jantung berdebar cepat, pembengkakan badan, dan syok.

6. Sulit bernapas

Tak hanya anafilaksis, gejala bisa merambat pada pembengkakan lidah dan tenggorokan, sehingga menyebabkan anak kesulitan bernapas. Jika si Kecil mengalami gejala berat akibat alergi dingin, ada baiknya segera larikan ke IGD rumah sakit agar dapat ditangani secara tepat.

Penyebab alergi dingin pada si Kecil

Lalu, mengapa anak bisa mengalami alergi dingin? Mengutip Mayo Clinic, hingga saat ini belum ada penyebab pasti munculnya alergi dingin. Namun, alergi dingin menyebabkan sistem imun mengeluarkan reaksi berlebihan ketika dipicu oleh sesuatu yang dingin. Sistem imun mengeluarkan histamin dan senyawa kimia lainnya ke dalam peredaran darah. 

Sebenarnya, tindakan sistem imun ini bertujuan baik untuk melindungi tubuh dari substansi asing yang masuk. Namun, pada kondisi tersebut, sistem imun mengenali sesuatu yang dingin sebagai musuh yang harus diberantas. Pelepasan senyawa inilah yang menimbulkan error di dalam tubuh, sehingga muncul gejala alergi dingin. 

Pemicu alergi dingin ini bisa disebabkan penurunan suhu udara atau udara dingin yang secara tiba-tiba, sehingga menimbulkan reaksi pada kulit. Pada udara yang lembab dan berangin dapat bisa meningkatkan risiko munculnya gejala. Episode atau rentang waktu gejala berlangsung sekitar dua jam. 

Sementara, gejala berat ini dapat terjadi jika anak berenang di air yang dingin. Pada kondisi terburuk, anak bisa mengalami syok anafilaksis hingga tidak sadarkan diri.

Di samping itu, penelitian dari American Academy Pediatrics mengatakan, risiko alergi dingin pada anak juga diwariskan secara genetik atau ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Namun, alergi dingin perlu dikelola dan cepat diatasi ketika muncul gejala. 

Cara mengatasi alergi dingin

Wajar jika Bunda merasa cemas ketika melihat si Kecil terus-terusan menggaruk kulitnya yang merah dan gatal akibat alergi dingin. Namun, ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meredakan gejala yang mengganggu.

1. Periksakan ke dokter

Bunda, saat timbul gejala alergi dingin tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan anak ke dokter. Gejala ringan mungkin saja tidak mengganggu, tetapi tak ada salahnya meminta rekomendasi dokter jika si Kecil sudah mulai rewel. Tanyakan apa saja kepada dokter mengenai pengobatan atau perawatan tepat dalam mengelola kondisi anak yang alergi dingin.

Bila timbul gejala berat seperti kesulitan bernapas dan anafilaksis, ada baiknya Bunda secepatnya larikan ke IGD rumah sakit, sehingga kondisi si Kecil dapat teratasi.

2. Berikan obat antihistamin

Salah satu meredakan gejala alergi dingin adalah pemberian obat antihistamin. Obat ini dapat menekan reaksi histamin yang dikeluarkan sistem imun dan menimbulkan gejala kemerahan dan gatal pada kulit. Namun, sebelum memberikan si Kecil obat antihistamin, ada baiknya konsultasikan dulu ke dokter anak agar pemberiannya bisa dilakukan secara tepat.

3. Jaga tubuhnya tetap hangat

Mungkin saja paparan AC atau udara sejuk bisa menimbulkan alergi dingin. Agar gejala tidak kian memburuk, jaga si Kecil tetap hangat. Misalnya dengan memakaikan jaket, selimut, sarung tangan, dan kaus kaki. Buat si Kecil senyaman mungkin, agar reaksi alerginya reda. Bunda bisa berjaga-jaga dengan selalu sedia selimut dan jaket di mana saja untuk anak, sebagai upaya antisipasi.

4. Hindari hal yang jadi pemicunya

Segala hal yang dingin bisa menjadi pemicu anak mengalami alergi dingin dan timbul gejala. Misalnya, makanan dingin, minuman dingin, benda yang dingin, atau kolam renang dingin. Jika Bunda sudah mengetahui anak memiliki alergi dingin, ada baiknya hindari pemicunya.

Menjauhkan pencetusnya tentu menjadi langkah preventif agar alergi dingin tidak mengganggu si Kecil. Sehingga anak dengan alergi masih bisa aktif bereksplorasi. Yuk, Bunda tetap jaga si Kecil dan tetap perhatikan bila ada perubahan tertentu yang mengganggu kesehatannya.

 

Referensi:

Cold urticaria - Symptoms and causes. (2020). Retrieved 24 September 2020,

from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/symptoms-causes/syc-20371046

Alangari, A., Twarog, F., Shih, M., & Schneider, L. (2004).

Clinical Features and Anaphylaxis in Children With Cold Urticaria. PEDIATRICS, 113(4), e313-e317. doi: 10.1542/peds.113.4.e313

Hay Fever (Rhinitis) | Symptoms & Treatment | ACAAI Public Website. (2020).

Retrieved 24 September 2020, from https://acaai.org/allergies/types/hay-fever-rhinitis

Cold urticaria - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2020). Retrieved 24 September 2020,

from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/diagnosis-treatment/drc-20371051

Cold urticaria | DermNet NZ. (2020). Retrieved 24 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/cold-urticaria/

Image Footer Alergi Anak Image Footer Alergi Anak