Protein Anak Alergi

Anisa Rahmadani | 30 Jul 2019
Bagikan:

Meski alergi terhadap asupan protein, bukan berarti anak tidak bisa mendapatkan asupan protein. Sebaliknya, sangat penting untuk melengkapi kebutuhan protein harian bagi anak alergi dengan memberikan sumber protein alternatif. Berikut beberapa hal yang perlu Bunda ketahui untuk memenuhi asupan protein bagi anak alergi.

Efek Alergi Protein Tertentu terhadap Tubuh Anak

Efek alergi protein yang terlihat pada tubuh anak antara lain anak akan mengalami gejala gangguan saluran pernapasan, kulit, atau saluran cernanya beberapa saat setelah mengonsumsi sumber protein yang menjadi alergennya.

Beberapa anak juga mengalami dehidrasi dan penurunan tekanan darah signifikan. Bunda sebaiknya segera membawa buah hati ke dokter jika mengalami efek gejala berikut:

  • Menangis, rewel, gelisah terus-menerus
  • Kulit dingin atau berkeringat
  • Rasa haus yang ekstrem
  • Kulit pucat atau biru
  • Napas pendek
  • Kelelahan dan lesu
  • Denyut nadi lemah

Sumber Protein yang Kerap Timbulkan Alergi

Lewat artikel berjudul Allergic sensitization: food-and protein-related factors Clin Transl Allergy yang dimuat dalam jurnal Clin Transl Allergy tahun 2014, ada banyak sumber protein yang kerap memicu reaksi alergi pada anak. Beberapa di antaranya seperti susu, telur, ikan, dan kacang-kacangan.

1. Susu Sapi

Berdasarkan hasil konsensus dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), insidensi terjadinya alergi susu sapi (ASS) sekitar 2-7,5%. Di sisi lain, reaksi alergi terhadap protein susu sapi masih mungkin terjadi pada 0,5% bayi yang mendapat ASI eksklusif. Alergi susu sapi merupakan alergi makanan yang paling umum terjadi dan merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat pada susu sapi. Sebaiknya Bunda menghindarkan buah hati dari konsumsi susu sapi maupun produk olahannya.

2. Telur

Alergi telur adalah alergi nomor dua paling umum pada bayi dan anak-anak. Sekitar 1,3% anak-anak di Amerika Serikat memiliki alergi telur. Anak-anak dengan alergi telur harus menghindari telur dalam segala bentuk, terutama putih telur. 

Ini karena putih telur merupakan bagian yang bertanggung jawab atas reaksi alergi. Hampir tidak mungkin memisahkan putih dari kuning telur tanpa meninggalkan jejak protein putih telur sama sekali. Karena itu, sangat penting menghindari paparan yang tidak disengaja karena mengonsumsi bahan makanan terbuat dari olahan telur, misalnya roti, kue, dan biskuit.

3. Kacang-kacangan

Sekitar 0,6% populasi anak berusia 4 tahun di Inggris menderita alergi kacang-kacangan. Angka ini muncul berdasarkan studi yang dilakukan Gideon Lack, dkk dalam The Journal of Clinical Investigation. Meski angka penderitanya terlihat kecil, alergi kacang-kacangan adalah salah satu penyebab utama reaksi alergi parah yang dapat timbul dan dapat mengancam jiwa yang disebut anafilaksis.

4. Ikan dan Kerang

Untuk mengatasi alergi ikan dan kerang pada anak-anak, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk menghindari semua jenis ikan, atau jika sepertinya buah hati hanya alergi pada jenis ikan tertentu, bicarakan dengan ahli alergi untuk memastikannya. Sebaiknya Bunda mencari rekomendasi dari ahli alergi atau dokter untuk menu harian yang kaya protein dan tentunya tidak mengandung alergen ikan tersebut. 

Cermati juga bahan-bahan dan produk olahan ikan yang sering ditemukan. Banyak makanan olahan mengandung ikan dalam beberapa bentuk. Misalnya, saus ikan, kerupuk ikan, atau makanan beku dan olahan lainnya. Walaupun alergi terhadap protein ikan adalah hal umum, ada juga anak yang hanya alergi minyak ikan. Bunda juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak untuk pemberian suplementasi seperti suplemen DHA kepada buah hati.

Makanan Sumber Protein Alternatif

Meski mengidap alergi protein, Bunda dapat memenuhi kebutuhan asupan protein harian buah hati dengan memilih sumber protein lainnya. Alternatif protein hewani dapat digantikan dengan sumber dari protein nabati seperti kacang–kacangan dan biji–bijian atau sebaliknya.

1. Pengganti Susu Sapi

Tidak dapat dimungkiri protein merupakan bahan pembangun yang mutlak dipenuhi untuk mendukung tumbuh kembang buah hati, salah sumber protein yang baik adalah susu sapi. Namun, jika buah hati memiliki alergi susu sapi, ada sumber protein nabati lain yang juga tidak kalah baiknya, yaitu soya atau kacang kedelai. 

Produksi susu dengan isolat protein soya kini juga lebih baik. Prosesnya lebih canggih dibandingkan cara tradisional sehingga mampu mengambil kandungan protein dari soya yang kemudian diperkaya nutrisi-nutrisi penting lainnya. Meski demikian, Bunda perhatikan adanya kemungkinan penderita alergi susu sapi juga memiliki alergi terhadap soya. Karena itu, Bunda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum buah hati mengonsumsi alternatif nutrisi ini.

2. Pengganti Telur

Telur kerap dipakai sebagai bahan makanan atau resep kue. Jika buah hati memiliki alergi telur, Bunda dapat diberikan sumber protein alternatif pengganti telur seperti pisang yang dilumatkan atau saus apel. Pengganti telur ini bisa ditambahkan ke resep kue atau makanan yang dipanggang. 

Selalu perhatikan label komposisi pada kemasan dan daftar makanan atau bertanya tentang menu di restoran sebelum mengonsumsinya. Jika tidak yakin, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan tersebut. 

3. Biji Rami, Biji Chia, dan Biji Labu

Bunda bisa mengganti kacang-kacangan dengan makanan lain yang juga mengandung Omega 3 dalam jumlah tinggi. Biji–bijian seperti biji bunga matahari, biji rami, biji chia, dan biji labu bisa diolah menjadi camilan lezat dan kaya nutrisi. Bila ingin camilan lezat pengganti kacang bagi penderita alergi, Bunda bisa mencoba kuaci yang sehat dan aman.

4. Sumber Protein Lain

Ikan sudah lama dikenal sebagai sumber Omega 3 paling baik. Menurut artikel “Recent Advances in Omega-3: Health Benefits, Sources, Products and Bioavailability” yang dimuat jurnal Nutrients, Omega 3 digunakan setiap sel tubuh untuk membangun massa otot, membantu menyeimbangkan hormon secara alami, serta mendukung fungsi neurologis. Jika anak alergi terhadap ikan tertentu, Bunda bisa memenuhi asupan protein harian dari telur, produk olahan susu, daging merah, dan unggas.

Ikan merupakan pilihan terbaik untuk asupan asam lemak Omega 3, ada sejumlah makanan lain yang dapat memberi manfaat kesehatan yang serupa. Institute of Medicine mencatat kacang kenari sebagai sumber yang sangat baik untuk mendapatkan lemak sehat tersebut. Suplementasi DHA yang biasanya berasal dari minyak ikan juga memiliki alternatif dari sumber algae yang lebih hipoalargenik.

Alergi makanan bukan hambatan untuk tumbuh kembang yang optimal, Bun. Jangan ragu konsultasikan dengan tenaga kesehatan dan ahli gizi dalam menyusun menu harian buah hati agar selalu mendapat diet dengan nutrisi seimbang.

Image Footer Alergi Anak Image Footer Alergi Anak