MP ASI Risiko Alergi

Anisa Rahmadani | 22 Mar 2019
Bagikan:

dr Fidelis Jacklyn Adella

Ketika buah hati berusia 6 bulan, kebutuhan nutrisinya meningkat. Pada saat itulah anak diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun, bila Bunda telah mengetahui buah hati memiliki risiko alergi, atau mungkin Bunda telah memiliki pengalaman dengan anak sebelumnya yang memiliki alergi, memperkenalkan MPASI pada buah hati dapat membuat Bunda was-was. Secara definisi, anak yang berisiko tinggi alergi dengan orang tua, kakak, atau adik yang memiliki setidaknya satu penyakit alergi. Mungkin Bunda bertanya-tanya, bagaimana cara untuk menghindarkan buah hati dari alergi makanan? Apa saja makanan yang aman diberikan kepada buah hati?

WHO merekomendasikan agar buah hati diberi ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Buah hati sebaiknya diberi ASI eksklusif selama minimal empat bulan untuk mengurangi kemungkinan anak menderita atopi. Jika karena kondisi medis ASI tidak dapat diberikan, segera konsultasikan kepada dokter anak Bunda untuk penanganan nutrisi tepat. Buah hati yang sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan dan menunjukkan ketertarikan terhadap makanan merupakan tanda bahwa buah hati sudah dapat diberikan MPASI.

Meski faktor keturunan berperan kuat dalam penyakit alergi, tetapi hal-hal lain selain keturunan juga diduga berpengaruh, termasuk makanan yang dimakan buah hati. Dahulu direkomendasikan bahwa pemberian makanan yang berpotensi menimbulkan alergi pada anak-anak yang berisiko tinggi ditunda hingga buah hati tersebut lebih dewasa. Namun, saat ini penelitian menyatakan menunda memberi makanan alergenik kepada anak lebih dari usia 6 bulan tidak terbukti dapat mencegah terjadinya alergi makanan di kemudian hari, dan bahkan dapat meningkatkan risiko tersebut. Saat ini, dianjurkan pemberian makanan-makanan tersebut tidak perlu ditunda, dan mulai diberikan pada buah hati sesuai waktu pemberian MPASI.

Jika setelah pemberian pertama buah hati terbukti tidak alergi terhadap bahan makanan tertentu, penting juga untuk memberi makanan tersebut secara rutin untuk mempertahankan buah hati tidak alergi.Makanan-makanan yang berisiko tinggi menimbulkan alergi adalah sebagai berikut:

  • Susu sapi
  • Kacang kedelai
  • Telur
  • Gandum
  • Kacang-kacangan
  • Makanan laut (ikan dan kerang)


MPASI pertama yang diberikan sebaiknya merupakan makanan yang tidak berisiko tinggi dan satu rasa. Makanan pertama yang biasa diberkan adalah sereal karena kaya zat besi, dilanjutkan dengan sayur-sayuran dan buah-buahan, kemudian daging dan telur.

Jika buah hati sudah mulai terbiasa makan makanan padat, Bunda dapat mencoba mengenalkan makanan. Khusus untuk pengenalan makanan berupa kacang-kacangan kepada anak, berikan dalam bentuk kacang yang telah dihaluskan, misalnya selai kacang, untuk mencegah buah hati tersedak. Urutan pemberian makanan tidak menjadi masalah. Namun, penting untuk memberikan jeda antara satu jenis makanan dengan makanan lainnya, baik makanan yang berisiko tinggi alergi maupun yang tidak.

Reaksi alergi terhadap makanan biasanya muncul dalam hitungan menit atau jam. Dengan memberi jeda antara satu jenis makanan baru dengan makanan baru berikutnya, jika muncul reaksi alergi Bunda dapat mengetahui makanan mana yang menimbulkan reaksi alergi tersebut. Berilah makanan-makanan tersebut saat Bunda ada di samping buah hati sehingga dapat segera menangani bila anak mengalami reaksi alergi.

Reaksi alergi terhadap makanan yang dapat muncul berupa bibir, mata, atau wajah bengkak, muntah-muntah, kemerahan pada kulit buah hati, atau anak menjadi rewel. Reaksi alergi berat (reaksi anafilaksis) jarang terjadi, tetapi jika terjadi dapat menyebabkan kesulitan bernapas, bengkak pada lidah, dan anak menjadi pucat karena kurang udara.

Hentikan pemberian makanan tersebut pada anak dan konsultasikan ke dokter jika hal-hal ini terjadi. Khusus untuk reaksi alergi berat, keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat yang perlu pertolongan segera.

Jika anak telah diketahui menderita alergi terhadap makanan tertentu, Bunda dapat melakukan 3K: Kenali, Konsultasi, dan Kendalikan gejala alergi. Bila Bunda telah mengenali gejala alergi pada anak, konsultasikanlah kepada dokter untuk saran nutrisi yang tepat, lalu Kendalikanlah dengan memberikan nutrisi tepat. Mengganti makanan yang menyebabkan alergi tersebut dengan makanan lain yang kandungan gizinya serupa, sehingga anak tetap mendapat nutrisi yang seimbang.

Daftar Pustaka
Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child [Internet]. WHO. [dikutip 18 Agustus 2017]. Tersedia pada: http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/a85622/en/
Greer FR, Sicherer SH, Burks AW. Effects of Early Nutritional Interventions on the Development of Atopic Disease in Infants and Children: The Role of Maternal Dietary Restriction, Breastfeeding, Timing of Introduction of Complementary Foods, and Hydrolyzed Formulas. Pediatrics. 1 Januari 2008;121(1):183–91.
Chan ES, Cummings C, Atkinson A, Chad Z, Francoeur M-J, Kirste L, et al. Dietary exposures and allergy prevention in high-risk infants: a joint position statement of the Canadian Society of Allergy and Clinical Immunology and the Canadian Paediatric Society. Allergy Asthma Clin Immunol. 2 September 2014;10:45.
William C Heird. The Feeding of Infants and Children. Dalam: Nelson Textbook of Pediatrics. 19 ed. Elsevier Health Sciences; 2007.
ASCIA Information on how to introduce solid foods to babies for allergy prevention [Internet]. Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA). [dikutip 18 Agustus 2017]. Tersedia pada: https://www.allergy.org.au/patients/allergy-prevention/ascia-how-to-introduce-solid-foods-to-babies
Committee on Nutrition. Hypoallergenic Infant Formulas. Pediatrics. 1 Agustus 2000;106(2):346–9.
Waserman S. Doctor, can we prevent food allergy and eczema in our baby? Curr Opin Allergy Clin Immunol. 2016;16(3):265–271.
Fleischer DM, Sicherer SH, TePas E. Introducing highly allergenic foods to infants and children. Tersedia pada: https://www.uptodate.com/contents/introducing-highly-allergenic-foods-to-infants-and-children
Hugh A Sampson. Adverse Reactions to Foods. Dalam: Nelson Textbook of Pediatrics. 19 ed. Elsevier Health Sciences; 2007.

Image Footer Alergi Anak Image Footer Alergi Anak