Stimulasi Kemampuan Motorik si Kecil yang Alergi Susu Sapi Lewat Permainan

Anisa Rahmadani | 16 Dec 2020
Bagikan:

Tiga tahun pertama si Kecil sangat penting bagi tahapan tumbuh kembang anak. Pada masa ini, perkembangan kemampuan bicara, bahasa, kreativitas, emosional dan sosial berjalan dengan cepat sekaligus menjadi landasan perkembangan selanjutnya. Untuk itu, Bunda perlu memberi stimulasi yang tepat sesuai tahapan usia si Kecil agar perkembangannya optimal. Hal serupa juga berlaku pada si Kecil yang mengalami alergi susu sapi.

Salah satu kemampuan dasar si Kecil yang dirangsang dengan stimulasi adalah motorik kasar dan motorik halus. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan gerak si Kecil yang melibatkan otot-otot besar dan otot-otot kecil. Contohnya seperti duduk, berdiri atau menulis. Kemampuan motorik tersebut bisa dilatih sejak dini lewat berbagai kegiatan termasuk permainan. 

Bagi si Kecil yang mengalami alergi susu sapi, Bunda juga bisa mendukungnya dengan stimulasi bertahap. Hanya saja Bunda perlu melakukannya dengan sabar, penuh kasih sayang dan tanpa memaksa si Kecil, apalagi jika gejala alergi kerap timbul. Nah, untuk memahami stimulasi kemampuan motorik si Kecil pada usia 2-3 tahun, simak penjelasan berikut ya Bun. 

Perkembangan Motorik si Kecil Usia 2-3 Tahun

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), si Kecil usia 2 tahun mulai menyukai kegiatan fisik yang beragam. Misalnya saja melompat atau memanjat. Kemampuan motorik halusnya juga semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya. Bunda pun bisa mengajak si Kecil meningkatkan keterampilannya dengan bermain puzzle, lego, mainan yang punya berbagai bentuk dan warna. Permainan lain seperti alat transportasi, boneka, mainan pasir atau air juga menarik perhatian si Kecil.

Ketika tahapan tumbuh kembang anak usia 3 tahun, si Kecil cukup mampu melakukan permainan yang membutuhkan aturan. Ia juga mulai menyukai permainan di alam karena kemampuan motorik kasarnya semakin baik. Di usia ini Bunda bisa mengajaknya melakukan permainan di luar ruangan seperti bermain bola. Sambil bermain, usahakan si Kecil terkena sinar matahari selama 5-15 menit. Si Kecil jadi bisa mendapat vitamin D yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya guna mengendalikan gejala alergi.

Memberikan Stimulasi untuk Perkembangan Motorik

Menurut pedoman stimulasi anak dari Kementerian Kesehatan RI, tahapan perkembangan motorik si Kecil usia 2-3 tahun termasuk:

  • Motorik kasar: Jalan naik tangga sendiri, bermain dan menendang bola kecil

  • Motorik halus: mencoret-coret pensil pada kertas

Bentuk stimulasi yang bisa Bunda lakukan tentu tidak sama pada setiap tahapan perkembangan tersebut. Agar tidak bingung, Bunda dapat mengikuti stimulasi yang sesuai dengan pedoman Kemenkes ini.

  1. Naik tangga sendiri:

  • Dukung si Kecil untuk memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan dan bermain bola.

  • Lakukan latihan menghadapi rintangan seperti mengajak si Kecil main ular naga, merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi atau melompat di atas bantal.

  • Upayakan si Kecil melompat jauh dengan kedua kaki secara bersamaan. Bunda bisa meletakkan sebuah handuk di lantai dan ajari ia melompatinya. Cara lain, buat garis di tanah atau lantai sebagai batas lompatan. 

  1. Bermain dan menendang bola kecil:

  • Ajak si Kecil melempar dan menangkap bola. Tunjukkan padanya cara melempar bola ke arah Bunda. Kemudian coba lemparkan kembali bola itu ke arah si Kecil agar ia bisa menangkapnya.

  1. Mencoret-coret pensil pada kertas:

  • Ajak si Kecil bermain puzzle, balok-balok, dan menggambar.

  • Buat gambar tempel. Bunda bisa membantu si Kecil menggunting gambar lalu menempelkannya pada kertas. Bicarakan juga dengan si Kecil tentang apa yang ia buat.

  • Minta si Kecil memilih dan mengelompokkan benda sesuai jenisnya. Sebelumnya, berikan dulu ia bermacam-macam benda seperti uang logam, benda berwarna, kancing dan lainnya.

  • Tunjukkan cara mencocokkan gambar dan benda aslinya. Misalkan gambar bola dengan bola asli. Sampaikan juga tentang bentuk dan kegunaan benda itu.

  • Ajarkan cara mengelompokkan benda dalam konsep jumlah seperti 1, 2, 3 dan seterusnya. Katakan jumlah benda kemudian bantu si Kecil menghitungnya. Contohnya mengelompokkan 3 buah apel.

  • Belikan si Kecil satu set balok mainan. Kemudian ajak ia menyusun balok-balok tersebut.

Di samping stimulasi, untuk dukung tahapan tumbuh kembang anak perhatikan juga asupan nutrisi pentingnya. Misalnya protein yang berperan dalam membangun kekuatan otot, vitamin D dan kalsium untuk perkembangan tulang. Bagi si Kecil yang alergi susu sapi, Bunda dapat memberikan alternatif formula pertumbuhan dengan isolat protein soya untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya. Formula dengan kandungan isolat protein kedelai ini diperkaya protein, asam lemak esensial, kalsium, dan vitamin D. 

ASI adalah Yang Terbaik

 

Referensi:

Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervesi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/cerdas-memilih-mainan-anak

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak

Artikel Terpopuler


Image Footer Alergi Anak Image Footer Alergi Anak